Kita adalah Para Juara

Belajar sungguh-sungguh, hormat kepada Bapak/Ibu guru, dan beribadah kepada Rabbul Izzati, Allah SWT adalah cara kami menjadi generasi emas islam.

Kami selalu ingin menjadi mitra yang baik

Belajar tidak hanya di sekolah. Jauh lebih penting kita belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya. "Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat untuk orang lain".

Berprestasi adalah tradisi kami

Allah menciptakan manusia untuk berprestasi. Dan berprestasi di hadapan Allah jauh lebih luar biasa. Do'akan kami untuk terus mengukir prestasi terbaik di dunia dan akhirat. "SDIT Izzatul Islam Berhitmad untuk Ummat".

Kami juga bersahabat dengan alam

Allah lebih menyukai orang-orang kuat daripada yang lemah. Muslim prestatif, taat, dan kuat. Allahu Akbar!!

Puncak tertinggi kan kami daki

Hidup di dunia hanya sekali. Berjuang dan ber-azzam-lah untuk senantiasa dalam kebaikan! Akan kami raih puncak tertinggi itu ya Allah, "Izzatul Islam".

Rabu, 26 Desember 2012

DARUL FIKRI Wakil Jawa Timur di tingkat Nasional


Pengumuman tiga besar dimulai, dipersilahkan bagi yang disebut namanya untuk  maju kedepan. Deg-degan bercampur bingung. Ya, itulah  suasana yang dialami, peserta lomba Kuis KI HAJAR ( Kita Harus Belajar), yang digagas oleh PUSTEKKOM KEMENDIKBUD (Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Pada hari Selasa,  9 Oktober 2012.
Berbagai siswa mulai dari tingkatan  SD, SMP dan SMA Se – Jawa Timur,  yang datang jauh dari Nganjuk, Lamongan, Malang dan dari Sidoarjo. Tumpah ruah memenuhi Halaman BMPT KEMENDIKNAS Sidoarjo. Acara yang diadakan di tiap Propinsi bertujuan untuk menyaring siswa-siswa berprestasi yang akan mewakili tiap propinsi di Indonesia, untuk berkompetisi di tingkat Nasional, dalam Ajang ANUGERAH KI HAJAR 2012. 
Syukur yang tiada terkira, dengan diumumkannya pemenang tiga besar tiap jenjang, nama SMPIT Darul Fikri ikut disebutkan untuk maju ke depan. Hanan Qonitah (IXB) Siswi SMPIT Darul Fikri maju masuk dalam tiga besar pemenang, kemudian diumumkannya pemenang yang menjadi wakil Jawa Timur untuk maju ke Tingkat Nasional. Mbak Win sang moderator mengatakan ” Siapa yaaaa… yang akan menjadi wakil Jawa timur, Mimpi apa yaa.. ketiga-tiganya semalam. langsung akan saya umumkan, yang menjadi wakil Jawa Timur dalam KUIS KI HAJAR 2012 adalah Hanan Qonitah dari SMPIT Darul Fikri. Allahu Akbar!!! serta mengusap kepala kami para Ustadz dan Ustadzah pendamping lomba, rasanya gemetar kaki ini barang satu jepretan   untuk mengabadikan momen yang bersejarah bagi Darul Fikri. Masya Allah, Siswa Darul Fikri Mewakili Jawa Timur. Alhamdulillah syukur yang tiada terkira Kehadirat Allah SWT, mungkin inilah berkah untuk Darul Fikri dari Allah SWT karena anak-anak ikhlas untuk selalu menghafal Al-Qur’an dan Darul Fikri akan  tetap menjadi lembaga  Pesantren Tahfidz Al-Qur’an dengan tagline, Sekolah Para Juara dan Penghafal Al-Qur’an.
SELAMAT DAN SUKSES
HANAN QONITAH (IX) B 
Menjadi Wakil Jawa Timur dalam Anugerah KI HAJAR 2012  Oleh PUSTEKKOM KEMENDIKBUD
Ayo para Penghafal Al-Qur’an! Jadilah juara-juara baru yang akan menghiasi Kancah  Nasional maupun Internasional dengan bermodalkan Al-Qur’an dan Assunah dalam diri kita. Maju terus pantang kebelakang.
Kepada segenap keluarga besar Darul Fikri kami Mohon doanya semoga anak kami bisa menjadi juara dalam Ajang ANUGERAH KIHAJAR 2012 Tingkat Nasional. Amiiinnnn……………………………………..



sumber: http://new.darulfikri.com/?p=490

Guru dan Kurikulum 2013

Sukemi
Ada empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013. Apa saja?  
Pertama, kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar (baca: kompetensi pedagogi/akademik).  Didalamnya terkait dengan metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-ratanya 44,46.
Kedua, kompetensi akademik (keilmuan), ini juga penting, karena guru sesungguhnya memiliki tugas untuk bisa mencerdaskan peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya, jika guru hanya menguasai metode penyampaiannya tanpa kemampuan akademik yang menjadi tugas utamanya, maka peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan apa-apa.
Ketiga, kompetensi sosial. Guru harus juga bisa dipastikan memiliki kompetensi sosial, karena ia tidak hanya dituntut cerdas dan bisa menyampaikan materi keilmuannya dengan baik, tapi juga dituntut untuk secara sosial memiliki komptensi yang memadai. Apa jadinya seorang guru yang asosial, baik terhadap teman sejawat, peserta didik maupun lingkungannya.
Keempat, kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Pada diri gurulah sesungguhnya terdapat teladan, yang diharapkan dapat dicontoh oleh peserta didiknya.
Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemungkinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting dari pada pengembangan kurikulum 2013. Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif.
Disinilah guru berperan besar didalam mengimplementasikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas tapi juga adaptip terhadap perubahan. (***)


sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikel_kurikulum2013

Wisuda Angkatan II SDIT Izzatul Islam


Peserta wisuda angkatan II SDIT Izzzatul Islam
SIDOMUKTI-Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Izzatul Islam Kecamatan Getasan menyelenggarakan acara wisuda angkatan II di Gedung Dinas Perkebunan Jawa Tengah Jl. Hasanudin Salatiga. Dalam kesempatan ini sebanyak 45 siswa kelas enam diwisuda.
Muniroh, M.Pd, selaku Kepala Sekolah mengatakan, “Dalam UN yang ke-2 ini kami berhasil mengantarkan sebanyak 45 siswa menjadi peringkat 5 se-Kabupaten Semarang.” Kami sangat bangga bisa meraih prestasi ini dan hasil ini lebih baik daripada tahun sebelumnya. Terbukti siswa yang bernama Wilda Ayu Agustina mampu meraih jumlah nilai UN tertinggi ke-2 Se-Kabupaten Semarang dengan nilai 29,10. Pun juga sejumlah 15 anak meraih nilai sempurna 10 UN untuk mata pelajaran Matematika, diantaranya; Dani Yulianto, Desiana Puspita Sari, Dian Rahmawati Davi, Ihza Afrizal, Muhammad Anzys Taufiqurrohman, Nisa Uswatun Hasanah, Purwoko Aji, Cipta Arta Arnanda Defitria, Eka Wijayanti, Hinarti, Ida Nursiah, Muhammad Said Ittaqullaha Abdilla, Muhammad Solihin, Syariffudin, Umi Qonita Mahmudah dan satu siswa meraih nilai sempurna 10 UN Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Eka Wijayanti.
            Hadir dalam acara tersebut Kepala UPTD Diknas kecamatan Getasan, Muspika dan sejumlah 450 wali murid dari kelas satu hingga kelas 6. Acara tersebut juga disampaikan orasi pendidikan oleh Nurhadi Susilo, S.Pd (Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu Wilayah Jawa Tengah).

Raker SDIT Izzatul Islam Tahun Ajaran 2011/2012

Munir-oh, M.Pd., Kepala Sekolah
GETASAN - Untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran tahun ajaran baru 2011/2012, SDIT Izzatul Islam, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang telah menyelenggarakan raker. Acara berlangsung Senin - Selasa (4-5/7) di sekolah setempat. Setelah itu dilanjutkan dengan training bagi guru. Kepala SD Izzatul Islam, Muniroh, M.Pd mengatakan, tahun ajaran baru ini sekolah akan mengantarkan generasi kedua untuk sukses UN, dan memenangkan berbagai lomba di tingkat kecamatan dan kabupaten, maka harus kita persiapkan semuanya dengan baik.”
Sebelumnya SDIT Izzatul Islam pada tahun pelajaran yang baru saja telah meluluskan kali pertama dengan hasil terbaik kedua se-Kecamatan Getasan. Dan pada tahun mendatang berharap akan menjadi yang terbaik pertama. Mereka juga telah diminta oleh UPTD Pendidikan untuk mempersiapkan akreditasi sebab dipandang sudah memenuhi persyaratan. (H53-14)



sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/07/07/151643/Raker-SDIT-Izzatul-Islam

AMT Jilid II SDIT Izzatul Islam Getasan

Peserta AMT mendapatkan motivasi di puncak gunung Telomoyo
GETASAN - SDIT Izzatul Islam Getasan mengadakan Achievement Motivation Training (AMT) dengan mendaki Gunung Telomoyo, Sabtu (23/7) dan Minggu (24/7) lalu. Sebanyak 45 siswa kelas VI dan 10 guru pendamping mengikuti acara rutin sekolah ini. Kegiatan diawali pengajian di Masjid Dalangan Telomoyo dengan tausiyah oleh ustadzah Marhamah. Kemudian dilanjutkan pendakian Gunung Telomoyo pada tengah malamnya. Di puncak para siswa mendapatkan kontemplasi dan motivasi oleh tim guru. Dilanjutkan penandatanganan oleh seluruh peserta di atas spanduk yang bertuliskan ”UN ke-2 Lebih Baik” yang nantinya akan ditempatkan di dinding ruang kelas.
Kepala Sekolah Muniroh MPd mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa kelas 6 yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) pada tahun 2012 nanti. ”Dimana sekolah menargetkan minimal menjadi yang terbaik di Kecamatan Getasan. Maka dari itu diperlukan persiapan yang lebih dini. (H53-14)








sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/07/27/153898/AMT-SDIT-Izzatul-Islam-Getasan

Kegiatan Luar Kelas SDIT Izzatul Islam

Bapak Panut, penjaga ternak melayani pertanyaan siswa
GETASAN- Siswa kelas tiga SDIT Izzatul Islam Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, menggelar kegiatan luar kelas, di kandang ternak sapi Dusun Pongangan Desa Samirono, Getasan, belum lama ini.

Kegiatan ini sebagai sarana pembelajaran di luar kelas bagi siswa. Dwi Pujiyanto, guru kelas tiga mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengisi aktivitas sekolah setelah siswa menempuh ujian akhir semester ganjil. Juga ingin menunjukkan kepada anak cara berternak sapi, mengingat daerah Kecamatan Getasan yang potensial untuk ternak.

“Dalam acara ini siswa diajak mengamati dan bertanya langsung perihal jumlah sapi dan bagaimana cara berternak,” jelas dia. (H53-72)






sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/12/21/170703/Kegiatan-Luar-Kelas-SDIT-Izzatul-Islam

Selasa, 25 Desember 2012

TIPE GURU MANAKAH KITA?

Kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sistem pendidikan, tetapi ditentukan juga oleh pendidik. Melalui pendidiklah aktivitas paedagogis dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat.
Guru selain sebagai pendidik, juga bertanggung jawab dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang telah ditetapkan, sehingga kehadiran guru akan banyak memengaruhi keberhasilan proses pendidikan itu sendiri. Gurulah yang menjadi ujung tombak dalam proses penyiapan generasi mendatang. Karena itu, jika bangsa ini hendak menyiapkan generasi mendatang, gurulah yang pertama kali harus dipersiapkan.
Dalam kehidupan masyarakat, istilah guru mempunyai arti lebih luas, tidak sebatas guru di sekolah saja. Semua orang yang pernah memberikan atau mengajarkan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang dapat disebut guru. Misalnya, guru silat, guru mengetik, guru menjahit, dan sebagainya.
Mengajar sering kali dikaitkan dengan kegiatan menyampaikan dan memberikan sesuatu berupa bahan dan materi tertentu yang mesti dipelajari oleh siswa. Karena itu, ketika guru mengajar, ia mengajar sesuai dengan garis besar program pengajaran sebagaimana terdapat dalam kurikulum.
Dalam tindak mengajar, terdapat proses transfer dari guru kepada siswa. Jadi, tindakan mengajar lebih berurusan dengan penyampaian materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami isi kurikulum yang mesti mereka pelajari. Hasil ajaran ini lantas diuji melalui proses evaluasi untuk melihat apakah siswa itu dapat menguasai materi yang diajarkan atau belum.
Mendidik memiliki konotasi yang lebih luas, tidak sekadar menyampaikan materi pelajaran. Karena itu, mendidik juga tidak sekadar berurusan dengan menyampaikan materi pelajaran. Guru mendidik dengan cara menghadirkan diri mereka secara utuh di hadapan siswa dan dengan itu siswa merasakan kehadiran guru sebagai sosok yang istimewa, sebagai pribadi yang memberikan inspirasi dan rasa hormat.
Guru menjadi teman, sahabat, pengajar, rekan kerja, pendamping, orang tua, dan semua kemampuan individu yang memungkinkan proses belajar di sekolah berjalan dengan baik, di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan mendidik berkaitan dengan eksistensi keseluruhan individu dalam relasinya dengan orang lain dan lingkungannya. Untuk itu, mendidik tidak dapat dibatasi oleh kegiatan di dalam kelas.
Seiring perkembangan kehidupan yang semakin kompleks, kadang guru terjebak pada kehidupan materialistik. Hal ini membuat Aris Setiawan membagi guru menjadi tiga kategori, yaitu guru nyasar, bayar, dan sadar. (Republika, 9/12).
Guru nyasar, sosok yang hanya melihat guru sebuah profesi alternatif di tengah kesulitan mencari kerja. Tipe ini yang penting adalah bekerja, memberikan materi seadanya, pasang muka killer, dan selalu memarahi muridnya dengan kata-kata yang tidak seharusnya.
Guru bayar, memiliki tipikal pada awal bulan penuh semangat mengajar, dan pada akhir bulan lemas. Guru kategori ini biasanya tidak pernah menghafal nama anak didiknya. Bila diumpamakan, ada uang aku sayang, tidak ada uang aku melayang.
Guru sadar, sosok pendidik yang mampu memosisikan diri sebagai orang tua. Anak didik dianggap sebagai anak kandung sendiri. Ia sadar bergaji kecil, tapi lebih mengharapkan gaji yang cair di akhirat. Ia juga kenal dekat dengan siswa dan orang tuanya. Guru kategori ini mampu menyenangkan dan menggerakkan semangat siswanya. Guru sadar ini mampu memerankan dirinya sebagai sosok sebagaimana diuraikan Eric Hoyle dalam bukunya, The Role of Teacher.
Muhammad Atiyah al-Abrasyi, Abdurrahman an-Nahlawi, dan Imam al-Ghazali menambahkan sifat-sifat yang dimiliki sosok guru sadar, yaitu zuhud, kebersihan diri, ikhlas, pemaaf, kebapak-bapakan, mengetahui tabiat anak didik, menguasai mata pelajaran, bersifat rabbani, sabar, jujur, senantiasa membekali diri dengan ilmu, mampu menggunakan berbagai metode mengajar, mampu mengelola anak didik, mengetahui keadaan psikis anak didik, memiliki kepekaan dalam mengantisipasi perkembangan yang terjadi, bersifat adil, tidak meninggalkan nasihat, tidak berlaku kasar, tidak menjelek-jelekkan ilmu yang lain di depan anak didik, tidak mengajarkan sesuatu di luar kemampuan anak didik, mengajarkan pelajaran secara jelas, dan hendaknya pendidik mengamalkan ilmunya.
Wahai bapak dan ibu guru, termasuk tipe guru manakah kita: nyasar, bayar, ataukah sadar?

•Republika, Guru Menulis, 14/12-2011

Menjadi Guru yang Dicintai

Jika seorang guru memiliki beberapa metode pengajaran yang baru dan memikat, maka ia akan menjadi seorang guru yang dirindukan oleh murid-muridnya. Mereka akan menerima pelajaran yang diberikan dengan hati senang dan antusias. Sehingga, ia menajdi seorang guru yang dicintai murid-muridnya, dan hendaknya dia juga menyayangi mereka. Tidak diragukan lagi, guru yang tidak memiliki sifat kasih terhadap murid, maka ia tidak akan bertahan lama menekuni profesi sebagai seorang guru –kecuali karena terpaksa. Ketenangan hati dan sifat menerima antara guru dan murid-muridnya adalah unsur terpenting dalam proses pendidikan yang sukses.
Pendapat Para Cendekiawan tentang Guru yang Dicintai
Daniel Comiza berpendapat bahwa guru yang dicintai adalah sosok yang menerima dengan tulus dan berbahagia –sebelum segala sesuatu- sebagai manusia. Hal ini akan menjadikan dirinya lebih bisa memahami murid-muridnya dan berinteraksi baik dengan mereka. Bahkan, ia akan bangga dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, serta senang dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Hal itu diwujudkannya dengan membantu dan membimbing para murid dengan baik lagi tulus. Dan juga ia berinteraksi dengan semua orang dengan baik dan sikap mulia.
Flandrez berpendapat bahwa ada beberapa sifat yang harus dimiliki seseorang jika ia ingin menjadi seorang guru yang bangga dengan dirinya dan dicintai oleh murid-muridnya. Sifat yang paling dibutuhkannya adalah menerima orang lain, tenang atau bisa mengendalikan emosi, ramah, murah senyum, sabar, dan mampu untuk melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Murze berpendapat bahwa guru yang dicintai adalah seorang guru yang memiliki sifat ramah dalam berinteraksi kepada sesama, memahami orang lain, menghormati tanggung jawab, disiplin dalam sikap dan tugas-tugasnya, dan mampu berinisiatif dan inovatif.
Sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika, yang dipimpin oleh Hart Adams menegaskan bahwa ada tiga kelompok yang menjadi sebab seorang guru dicintai murid-muridnya. Tiga kelompok tersebiut adalah:
Kelompok pertama
  • Sikap tolong menolong dengan loyalitas tinggi
  • Menjelaskan pelajaran dengan baik
  • Menggunakan perumpamaan atau contoh dalam menjelaskan.
Kelompok kedua
  • Berbudi pekerti baik
  • Cerdas dan cekatan
  • Mampu membuat suasana di dalam kelas menjadi hangat dan menyenangkan
Kelompok ketiga
  • Arif dan lemah lembut terhadap murid-muridnya
  • Peka terhadap perasaan murid-muridnya
  • Merasa bahwa murid-muridnya adalah teman-temannya
Dr. Kamal Dasuki dalam bukunya yang berjudul “Belajar dan Mengajar” menjelaskan tentang beberapa simpulan dari berbagai riset yang dilakukan oleh para peneliti Barat yang diberi tajuk “Siapakah guru yang dicintai menurut para murid?” Diantara penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Riset yang dilakukan Robert Rowen. Dia berpendapat bahwa guru yang dicintai tidak boleh tidak harus melakukan hal-hal berikut ini:
  • Menjadikan pengajaran sebagai sesuatu yang dirindukan.
  • Menguasai dengan sangat baik materi pelajaran yang menjadi spesifikasinya.
  • Mampu berbicara dengan semangat dan penuh antusiasme.
  • Mampu menyusun dan menertibkan materi ilmiah.
  • Memotivasi dan mensupport murid-muridnya.
  • Memiliki jiwa humoris.
  • Perhatian terhadap murid-muridnya.
  • Kata-katanya mampu memberikan kenyamanan dalam jiwa.
  • Bersih dan rapi dalam berpakaian.
Riset yang dilakukan Donale Viera menjelaskan, bahwa guru yang dicintai adalah orang yang:
  • Menjadikan pengajaran sebagai sesuatu yang dirindukan
  • Mengenal dan memahami pelajaran diajarkan dengan baik
  • Logis dalam tugas-tugasnya
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk berdiskusi dan bertanya
  • Memberikan jawaban-jawaban yang masuk akal
  • Penjelasannya mudah dipahami
  • Tidak melukai hati murid-muridnya
  • Memiliki jiwa humoris
Sedangkan Lamzon dalam risetnya menyebutkan bahwa seorang guru akan dicintai bila ia memiliki karakter:
  • Sangat mendalami materi yang menjadi spesifikasinya
  • Memiliki ketrampilan yang baik dalam mengajar
  • Memiliki jiwa yang memikat dalam menjelaskan pelajaran
  • Moderat dan tidak memihak
  • Mampu berinteraksi baik dengan murid-muridnya
  • Memiliki sifat ikhlas dan jujur
  • Humoris
  • Penampilannya rapi dan bersih
Kemudian, Hart juga menambahkan bahwa guru yang dicintai adalah guru yang memiliki sifat:
  • Menjelaskan pelajaran dengan gamblang dan menggunakan contoh
  • Berjiwa humoris dan periang
  • Sosok yang penuh kasih, hingga kita merasa bahwa dia menjadi bagian dari keluarga kita
  • Mampu menggairahkan murid untuk giat belajar.
  • Menghormati tata tertib dalam kelas dan menghargai murid-muridnya
  • Memperhatikan murid-muridnya dan memahami keadaan mereka.
  • Tidak memihak dan bersikap moderat.
  • Tidak pemarah
  • Sabar, penuh kasih-sayang dan peka terhadap lingkungan
  • Adil dalam bersikap dan memberikan penghargaan kepada murid-muridnya
Itulah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para cendekiawan tentang beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia senantiasa dicintai oleh murid-muridnya.
Sekarang, bagaimana dengan Anda wahai para guru? Adakah keinginan dalam diri Anda untuk menjadi guru yang dicintai oleh murid-muridnya sepanjang masa? Dan seberapa banyak sifat atau karakter yang saya tulis di atas yang kini Anda miliki?

Info Lomba Munas III JSIT Indonesia



 

No
Jenis Lomba
Spesifikasi Peserta
Materi Lomba
Rangkaian Kegiatan
Informasi Lebih Lanjut
1
Lomba Kreativitas Guru (LKG) JSIT Indonesia
Guru SIT se-Indonesia tingkat TK, SD, SMP dan SMA yang merupakan perwakilan/hasil seleksi dari wilayah
(2 setiap wilayah)
·         Kreativitas dalam proses pembelajaran
·         1 Desember 2012 – 30 Januari 2013: Wilayah mengirimkan naskah
·         31 Januari 2013 – 9 Februari 2013: Proses seleksi karya kreativitas guru
·         31 Januari 2013 – 9 Februari 2013: Proses seleksi karya kreativitas guru oleh Juri Lomba
·         10 Februari 2013: Pengumuman Hasil Seleksi 10 Finalis via Website
·         1 Maret 2013: Registrasi
·         2 Maret 2013: Pelaksanaan Lomba Kreativitas Guru


2
Lomba Pidato Bahasa Inggris (Speech Contest)
Siswa SMAIT se Indonesia  yang merupakan perwakilan sekolah
(1 setiap sekolah)
·         Pilihan Tema Pidato: Environmental Conservation, Youth Leadership, and Bullying at School
·         1 Desember 2012 – 15 Januari 2013: Pendaftaran Peserta oleh Sekolah
·         1 Maret 2013:Registrasi peserta dan Technical Meeting
·         2 Maret 2013:Pelaksanaan Lomba Pidato Bahasa Inggris (Speech Contest)



3
Lomba Musabaqoh Hifzhil Qur’an (MHQ)
siswa SDIT dan SMPIT yang merupakan hasil seleksi/perwakilan masing-masing JSIT Wilayah di Indonesia
(1 untuk masing-masing jenjang  di setiap wilayah)
·         MHQ Juz 29-30 untuk SDIT
·         MHQ Juz 28-30 untuk SMPIT
·         1 Desember 2012 – 15 Januari 2013 : Pendaftaran Peserta oleh Wilayah
·         1 Maret 2013: Registrasi peserta dan Technical Meeting
·         2 Maret 2013: Pelaksanaan Lomba Musabaqoh Hifzhil Qur’an (MHQ) tingkat nasional




JSIT INDONESIA PEDULI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA


JSIT INDONESIA  PEDULI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA”
(1/12/2012/ Suara riuh pekik takbir membahana mengisi ruangan Indor Sport SDIT Nurul Fikri Depok yang bekerjasama dengan JSIT Indonesia dalam Acara Munashoroh palestina yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012, acara yang berlangsung dari pukul 08.00 – 11.30 ini merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap kondisi umat Islam di Palestina yang mendapat penindasan yang amat biadab dari Zionis Israel. Munashoroh ini mengambil tema “Let’s  Open our Mind Do Something for Palestina” kegiatan diisi dengan orasi dari  Dr. Fahmy Alaydroes selaku Pembina JSIT sekaligus Ketua SIT Nurul Fikri dan Sukro Muhab, pentas kreatifitas siswa, penggalangan dana dan lelang barang-barang buah tangan rakyat Palestina.
Acara tersebut menjadi momentum yang sangat berarti karena JSIT Indonesia melakukan serah terima dana infaq dari
Sekolah Islam terpadu Se-Indonesia  untuk Palestina. JSIT Indonesia langsung menyerahkannya kepada KNRP Indonesia disaksikan oleh Syeh Abdul Aziz salah seorang pejuang dari Palestina. Alhamdulillah dana yang sudah terkumpul dari sekolah-sekolah Islam terpadu seluruh Indonesia yang melalui JSIT Indonesia sampai dengan tanggal 1 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 1.103.944.650 dan sudah diberikan secara simbolis ke KNRP dalam acara Munashoroh Palestina sebesar Rp. 500.000.000 dan Rp 303.461.700 (hasil penggalangan di SIT Nurul Fikri Depok) yang selanjutnya diserahkan kepada rakyat Palestina, selain itu sekolah-sekolah Islam terpadu juga ada yang langsung menyalurkan dananya ke KNRP sebesar Rp. 587.101.850, ke Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebesar Rp. 7.500.000, dan ke MERC sebesar Rp. 3.500.000, sehingga total penggalangan dana Palestina yang telah terkumpul dari sekolah-sekolah Islam terpadu baik yang melalui JSIT, KNRP, ACT dan MERC adalah sebesar Rp. 1.702.046.500. InsyaAllah JSIT bersama KNRP akan berencana menyalurkan sisa penggalangan dana tersebut langsung ke Gaza Palestina.
Dalam sambutannya Ketua JSIT Indonesia Sukro Muhab menyampaikan beberapa hal mengapa kita harus peduli terhadap perjuangan dan penderitaan bangsa Palestina. Pertama secara historis yang terkait dengan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia,  bangsa Palestina adalah bangsa yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia, diikuti mesir dan Negara lainnya sehingga Negara kita dapat menjadi seperti sekarang ini mendapat andil bangsa Palestina. Kedua dari sudut pandang agama  sebagai umat Islam kita tidak dapat membiarkan penderitaan bangsa Palestina, konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel adalah konflik Islam dengan Israel, karena bangsa Israel berusaha menghapus dan menghilangkan bumi Palestina dan Bangsa Palestina (umat Islam palestina)  dari muka bumi, ketiga dari sudut pandang kemanusiaan kita tidak bias membiarkan penindasan bangsa Israel terhadap bangsa palestina yang diluar batas perikemanusiaan, mereka bangsa Israel telah merampas hak-hak dasar hidup bangsa Palestina. Banyak anak-anak Palestina yang menjadi konban baik secara fisik maupun psikis, mereka anak-anak Palestina menjadi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, mereka tidak bias bersekolah dengan baik, tidak bias mengembangkan potensinya sebagai manusia, karena setiap hari dentuman dan desingan peluru menggangu secara psikis dan menghancurkan rumah-rumah mereka, dan menjadikan mereka yatim dan piatu. Anak-anak Palestina adalah penerus bagi bendirinya sebuah Negara Palestina yang memiliki hak hidup yang sama seperti kita semua di Indonesia.
Dengan tiga alasan tersebut diatas JSIT Indonesia mengetuk seluruh komponen sekolah Islam terpadu untuk bahu membahu membantu dengan harta dan doa bagi warga Palestina. Bentuk bantuan yang disalurkan nantinya akan digunakan untuk perbaikan sekolah, memenuhi kebutuhan perlengkapan pendidikan, kesehatan,obat-obatan dan tentunya kebutuhan makanan warga Palestina.
Ini adalah sebuah perjuangan dan bentuk pembinaan yang ditanamkan terhadap generasi muda Islam di sekolah-sekolah Islam Terpadu untuk senantiasa menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian dimana pun mereka berada.
Di penghujung sambutan ketua JSIT mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh siswa dan orang tua siswa di Sekolah Islam Terpadu se-Indonesia yang telah menyubangkan sebagian hartanya, serta kepada SIT Nurul Fikri Cimanggis Depok yang bekerjasama dengan Komite Sekolah dalam menyelenggarakan Munashoroh Palestina, dan berhasil mengumpulkan infaq sebesar  Rp.350.651.700 dan US$ 2630, serta mata uang asing lainnya dan beberapa perhiasan untuk Palestina.
Perjuangan ini tidak akan sampai disini kapanpun dimanapun sampai Negara Palestina berdiri tegak dengan menyandang seluruh hak-hak hidup mereka yang terbebas dari penjajahan Israel. Umat Islam di Sekolah Islam terpadu akan tetap membantu baik dengan harta maupun doa. Kepedulian JSIT terhadap penderitaan ummat ditunjukan tidak hanya terhadap Palestina saja, beberapa waktu lalu JSIT juga menggalang dana dari Sekolah Islam Terpadu se-Indonesia untuk korban bencana gempa Aceh, Padang, mentawai, Jogjakarta dan korban gunung merapi Jawa Tengah.

Sekolah Islam Terpadu diharapkan Pelopori Kemajuan Pendidikan

Sekolah Islam Terpadu diharapkan pelopori kemajuan pendidikan


Bogor (ANTARA News) – Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Sukro Muhab mengharapkan sekolah Islam terpadu dapat mempelopori kemajuan pendidikan di Tanah Air di tengah sorotan menurunnya mutu pendidikan yang ada.
“Oleh karena itu, kita selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui berbagai macam kegiatan yang bertujuan memformat model pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu,” katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.
“Langkah ini guna memberikan kepercayaan yang tinggi kepada masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Islam terpadu (SIT),” tambah pendidik yang juga Direktur Pusat Peragaan Iptek Kemenristek itu.
Dalam kaitan itu, kata dia, pihakynya pada Minggu (23/) menggelar lokakarya “Quality Assurance at School” di Hotel Bumi Wiyata, Depok.
Menurut Sukro, kegiatan lokakarya kali ini agak istimewa karena menghadirkan narasumber dari Association For Academic Quality (AFAQ) Pakistan.
Narasumber itu adalah Direktur Eksekutif AFAQ Dr Shahid Warsi dan Direktur Total Quality Management AFAQ dr Shafiq, PhD.
AFAQ merupakan organisasi yang telah membina sekolah-sekolah Islam yang berkembang di berbagai negara seperti Pakistan, Afrika Selatan, China, India, Inggris dan beberapa negara lainnya.
“Harapan kami dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten ini, selain mendapatkan materi baru yang berguna bagi pengembangan pendidikan di Sekolah Islam Terpadu, juga dapat mengkomparasi mutu sekolah-sekolah di belahan dunia yang lain dengan sekolah di Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut Sukro menjelaskan bahwa mutu pendidikan di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini, katanya, terlihat dari menurunnya peringkat Indonesia dalam HDI (Human Development Index) pada tahun 2011 dari peringkat ke 111 dari 182 negara ke peringkat 124 dari 187 negara.
HDI mengukur peringkat suatu negara dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi.
Menurunnya peringkat Indonesia tersebut, khususnya dalam bidang pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah Indonesia belum dapat bersaing dalam tataran global.
“Kondisi ini terjadi karena tidak jelasnya arah pendidikan di Indonesia, kualitas manajemen pendidikan yang rendah dan aspek-aspek lainnya yang kurang terperhatikan dengan baik,” katanya.
Menurut dia, peningkatan mutu SIT diharapkan dapat mengantarkan siswa sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi yaitu menjadi insan yang rajin beribadah, berpola pikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yakni “Khalifatul Fil Ardh” (pemimpin di muka bumi).
Sementara itu, Ketua Panitia Lokakarya Sapto Sugiarto menjelaskan, kegiatan yang diikuti ratusan peserta itu dilaksanakan secara bertahap.
Tahap pertama yaitu “Training for Trainer” dilaksanakan pada 20-21 September 2012, tahap kedua adalah lokakarya gelombang 1 untuk seluruh kepala sekolah dan para pengambil keputusan di sekolah, yang dilaksanakan pada 23-25 September.
Sedangkan gelombang 2 dilaksanakan pada 26-28 September 2012.
Menurut dia, melalui lokakarya itu diharapkan dapat membekali para pimpinan lembaga pendidikan agar dapat mengembangkan organisasi/sekolah menuju sekolah Islam modern.
Di samping itu, memposisikan lembaga pendidikan agar mampu bersaing secara global, dan menyesuaikan kualitas layanan lembaga dengan tuntutan konsumen/ pelanggan.
Ia menambahkan, Wali Kota Depok Nur Mahmudi yang membuka kegiatan itu berharap upaya JSIT meningkatkan kualitas pendidikan di semua jenjang lembaga pendidikan dasar dan menengah tersebut tidak hanya dilakukan kepada 1.442 sekolah Islam yang ada dalam jaringan JSIT.
“Namun juga penting untuk menularkan kepada sekolah-sekolah lain agar ada pemerataan kualitas pendidikan,” katanya.
Nur Mahmudi berharap kalau untuk meningkatkan kualitas hendaknya tidak hanya sekolah-sekolah yang ada dalam jaringan JSIT, tapi juga kepada sekolah-sekolah lain yang memiliki minat dan kepedulian yang sama sehingga kualitas pendidikan juga tumbuh dan meningkat di semua sekolah yang ada. (A035)

Daftar Alamat SD/MI Kabupaten Semarang

Berikut link daftar alamat SD/MI Se-Kabupaten Semarang.

http://www.pdkjateng.go.id/downloads/file_berita/dikdas/060811/22.pdf

Selasa, 18 Desember 2012

Yayasan Izzatul Islam Getasan Terima Penghargaan di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dari Menteri Pertanian RI

Jateng Terima 6 Penghargaan di Bidang Pangan  
Kompas.com/Ni Luh Made Pertiwi F. ILUSTRASI - Persawahan
SEMARANG, KOMPAS.com - Provinsi Jawa Tengah meraih enam penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2012. Penghargaan tersebut diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Gubernur Jawa Tengah, Jumat (14/12/2012) petang di Istana Negara.
Keterangan pers, Bagian Humas Provinsi Jawa Tengah menyebutkan, enam penghargaan di bidang pangan tersebut diborong Jateng. Selain diberikan kepada Gubernur Jateng Bibit Waluyo selaku pembina ketahanan pangan tingkat provinsi, penghargaan APN 2012 juga diberikan kepada Bupati Banyumas Mardjoko selaku pembina ketahanan pangan tingkat kabupaten, Kepala Desa Puluhan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Sajadi, selaku pembina ketahanan pangan tingkat desa.
Selain itu, penghargaan APN 2012 juga diterima Penyuluh Pendamping Kelompok P2KP Desa Semin, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Wahyu Tulus Nugroho, selaku pelayanan ketahanan pangan, Ketua Kelompok Wanita Tani P2KP Melati, Desa Semin, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Darmini, selaku pelaku pembangunan ketahanan pangan dalam pemberdayaan masyarakat, dan Kelompok Tani Subur Makmur, Dusun Ngulaan, Desa Sumberharjo, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, selaku pelaku pembangunan ketahanan pangan dalam pemberdayaan masyarakat.
Selain Penghargaan APN 2012, pada hari yang sama, Provinsi Jateng juga menerima Penghargaan Ketahanan Pangan (KP) 2012. Sebanyak delapan penghargaan diraih Jateng.
Kedelapan penghargaan tersebut diberikan kepada :
1. Ir Retno Dyah Rahmawati, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Kelompok Tanaman Pangan, Kategori Perorangan
2. Kelompok Tani Jagung "Teladan", Kelompok Tanaman Pangan, Kategori Kelompok
3. Darsono, POPT, Kabupaten Boyolali, Kelompok Tanaman Hortikultura, Kategori Perorangan
4. Kemadi, Paramedik, Puskeswan Kecamatan Ciluak, Kabupaten Pati, Kelompok Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kategori Perorangan
5. Yayasan Izzatul Islam (Sapi Perah), Pongangan RT/RW 01/01 Desa Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Kelompok Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kategori Kelompok
6. Kelompok Tani Aji I (Sapi Potong), Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Kelompok Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kategori Kelompok
7. UPJA Agawe Santoso, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Kelompok Prasarana dan Sarana Pertanian
8. Gapoktan LDPM Mitra Permata, Desa Tersobo, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, Kelompok Ketahanan Pangan
Penghargaan KP 2012 diserahkan M(enteri Pertanian RI Suswono, selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta, Jumat.




sumber: http://regional.kompas.com/read/2012/12/15/05572216/Jateng.Terima.6.Penghargaan.di.Bidang.Pangan