Kita adalah Para Juara

Belajar sungguh-sungguh, hormat kepada Bapak/Ibu guru, dan beribadah kepada Rabbul Izzati, Allah SWT adalah cara kami menjadi generasi emas islam.

Kami selalu ingin menjadi mitra yang baik

Belajar tidak hanya di sekolah. Jauh lebih penting kita belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya. "Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat untuk orang lain".

Berprestasi adalah tradisi kami

Allah menciptakan manusia untuk berprestasi. Dan berprestasi di hadapan Allah jauh lebih luar biasa. Do'akan kami untuk terus mengukir prestasi terbaik di dunia dan akhirat. "SDIT Izzatul Islam Berhitmad untuk Ummat".

Kami juga bersahabat dengan alam

Allah lebih menyukai orang-orang kuat daripada yang lemah. Muslim prestatif, taat, dan kuat. Allahu Akbar!!

Puncak tertinggi kan kami daki

Hidup di dunia hanya sekali. Berjuang dan ber-azzam-lah untuk senantiasa dalam kebaikan! Akan kami raih puncak tertinggi itu ya Allah, "Izzatul Islam".

Rabu, 26 Februari 2014

Ke Mana Perginya Air?

oleh: Lilis Setyowati, S.Pd.
Musim hujan telah tiba, sehingga matahari jarang sekali menampakkan keceriaannya dari hari ke hari. Para  orang tua mengeluh tentang banyaknya cucian basah yang tak kunjung kering karena cuaca mendung. Tapi,  kenapa ya...? walau cuaca mendung dengan suhu yang rendah lama kelamaan baju yang dijemur tingkat kadar air nya akan semakin berkurang, lalu kemana perginya air yang membasahi cucian tadi ...?
Air tadi tidak menghilang, air hanya akan selalu berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain, perpindahan tersebut melalui berbagai proses  yaitu perubahan wujud. Perubahan wujud ada 5 macam yaitu mencair, mengembun, menyublim, membeku dan menguap. Naahhh ... perubahan wujud yang terjadi pada cucian yang basah adalah penguapan. Air yang terdapat di serat – serat kain akan menguap menjadi gas. Semakin tinggi suhu air, akan membuat air semakin cepat menguap. Jadi wujud cair tadi akan berubah menjadi uap.

Naaahhhhh .....peristiwa perputaran air disebut siklus air. Jadi dimuka bumi ini air akan mengalami peristiwa perputaran, yang tidak akan menyebabkan air akan habis terpakai. Air hanya berubah wujud.

Tokoh Kita


POJOK BAHASA

Oleh: Niken Nugrahaningsih, S.Pd.
Dalam kolom ini kita akan membahas istilah-isltilah yang sering kita temui, bahkan kita gunakan sehari-hari. Yang menarik kita akan berusaha menyampaikan dalam 4 bahasa, yaitu bahasa Jawa, Indonesia, Inggris, dan Arab. Untuk edisi awal kita akan membahas 5 istilah saja terkait dengan karakter anak yang kita harapkan.
·         Jujur dalam bahasa Jawa adalah blaka, menjadi honest dalam bahasa Inggris dan sidiq dalam bahasa Arab.
·         Bertanggung jawab dalam bahasa Jawa adalah tanggung jawab, be responsible dalam bahasa Inggris, dan dalam bahasa arab adalah mas’uliyah
·         Suka menolong menjadi seneng aweh pitulungan dalam bahasa Jawa, helpful dalam bahasa Inggris, dan yuhibbul musa’adah dalam bahasa Arab.
·         Hormat dalam bahasa jawa adalah kurmat, respect dalam bahasa Inggris dan ihtiram dalam bahasa Arab.
·         Bersungguh-sungguh berarti tenanan dalam bahasa Jawa, make a serious effort dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa Arab adalah mujahidun linafsihi

Demikian 5 istilah yang bisa kita pelajari, semoga bermanfaat.

Kabeh Kudu Ngaji

oleh: Sri Wahyuni, S.Ag.

اطلب العلم من المهد الى اللهد  artinya tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat ( Hr. muslim ) dari hadis di atas jelas sekali bahwa kewajiban menuntut ilmu tidak dibatasi oleh apapun baik jenis kelamin, usia ataupun daerah. Semua orang berkewajiban untuk mencari ilmu selama desah nafas masih terasa. Betapa pentingnya ilmu sehingga Allah menjanjikan akan mengangkat  orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Bahkan dalam surat … Allah SWT berfirman :” apakah sama orang-orang yang tahu dan yang tidak tahu? “
Sungguh luar biasa perbedaan antara  orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu, sebab orang berilmu mereka beramal karena ilmunya sedangkan orang yang tidak berilmu mereka beramal karena ketidaktahuannya.
Keutamaan-keutamaan ilmu antara lain :
1.      Pertanda orang yang memiliki rasa cinta dan takut kepada Allah SWT.
Sudah seharusnya orang yang memiliki ilmu itu semakin tawadhu’ dalam kehidupannya dan rasa cinta dan takutnya kepada Allah semakin besar.
2.      Jihad ( bersungguh-sungguh )
Sahabat mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa,” sesungguhnya menuntut ilmu itu termasuk jihad fisabilillah.”
3.      Dengan ilmu seseorang dapat menggapai derajat disisi Allah SWT
Seseorang akan beramal dengan benar  manakala didasari dengan ilmu. Ibarat ilmu itu adalah imam sedangkan amal adalah makmum atau yang mengikuti.
4.      Dengan ilmu seseorang akan mendapatkan kemuliaan di dunia maupun diakhirat.
Dalam sebuah hadis rasulullah bersabda, “ Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia maka, harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka, juga dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itu juga dengan ilmu.”
5.      Dapat menyelamatkan dirinya dan orang lain
Orang yang memiliki ilmu ketika memberi nasehat atau memberitahu orang lain berdasarkan ilmu sehingga tidak menyesatkan orang lain, sementara orang yang tidak berilmu memberi tahu orang lain atau menasehati orang lain berdasarkan ketidaktahuannya atau kayaknya dan ini bias menyesatkan.

Karena keutamaan ilmu yang sedemikian luar biasa, maka kami ( civitas sdit ) berusaha untuk senantiasa mendorong diri kami dan juga seluruh komponen yang berperan di sekolah untuk tak pernah bosan-bosannya menambah ilmunya ( dengan mengikuti pengajian ). Kegiatan semacam ini sudah kami lakukan untuk para guru, karyawan, sopir  anak-anak SDIT  , alumni SDIT, maupun sebagian orang tua murid SDIT. Inilah salah satu program “GERAKAN MENGAJI UNTUK SEMUA”

Besar harapan kami dan insya Allah kami siap untuk membantu bapak ibu wali murid SDIT Izzatul islam ikut mensukseskan gerakan ini.

Tiga Pilar Pendidikan Karakter Anak

Oleh: Sutrimo, S.Pd.

Pendidikan karakter akhir-akhir ini menjadi pembicaraan utama didunia pendidikan. Padahal ketika kita melihat kebelakang, ternyata pendidikan karakter sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW. Kita lihat karakter atau akhlaq beliau diakui oleh mata dunia, hingga detik ini kita bisa merasakan karakter yang beliau contohkan. Yayasan Izzatul Islam Getasan sebagai lembaga pendidikan islam sudah mempersiapkan pendidikan karakter sejak awal, bahkan sekarang dipertajam melalui Kurikulum 2013.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan dalam hidupnya.
Seorang siswa, jika ingin mendapatkan pendidikan yang layak, tentunya harus didukung oleh tiga pilar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga pilar ini harusnya memiliki kekuatan yang baik sehingga siswa tidak mengalami goncangan hebat dalam perjalanannya menuntut ilmu. Kalaupun nantinya siswa mendapat goncangan, maka tidak akan menjadi masalah yang berat, karena masing-masing pilar berusaha untuk membantu siswa menghadapi goncangan tersebut.
Pilar pertama Keluarga. Secara umum orangtua pasti sudah menanamkan karakter anak yang baik sejak kecil. Baik dalam artian memiliki sikap yang baik, mampu mengambil keputusan dengan langkah-langkah yang baik, kuat dalam berfikir, memiliki tujuan hidup yang jelas dan mampu menjalankan step by stepnya. Nah, kalau orangtuanya bisa membentuk anak seperti ini, enak kan? Si anak sudah disiapkan buat menghadapi tantangan di zamannya besok saat dia dewasa.Kalau sudah begini, maka mau tidak mau, orangtua harus berfikiran terbuka. Terbuka dengan segala informasi lama dan terbaru, terbuka dengan perkembangan zaman, terbuka dengan perubahan sikap anak. Perlu diingat, perilaku atau karakter orangtua akan ditiru oleh anaknya. Seperti pepatah jawa mengatakan “kacang ora ninggal lanjaran”. Maka berhati-hatilah dalam mendidik anak.
Pilar kedua Sekolah. Sekolah sekarang harusnya bukan lagi sekolah yang bisa meluluskan siswanya dengan nilai akademik yang bagus-bagus tapi juga mampu meluluskan siswanya dengan karakter yang baik dan kuat. Artinya, semua orang di dalam lingkup sekolah, harus memberikan contoh atau karakter yang bagus. Kepala sekolah, guru, bagian tata usaha, tukang kebun, bagian kebersihan, sopir, bagian konsumsi, komite sekolah dan lain sebagainya menjadi bagian pembentukan karakter anak.
Pilar ketiga Lingkungan sekitar siswa (masyarakat). Lingkungan ini bukan hanya di sekitar keluarga dan sekitar sekolah saja tetapi lebih luas lagi. Yaitu lingkungan luar yang terjangkau siswa dalam bentuk berita. Baik berita yang biasa dilihat (televisi, koran, atau kejadian langsung) dan berita yang biasa didengar (radio, gosip tetangga, obrolan antar teman). Kok sebegitu luasnya? Ya jelas, perkembangan teknologi seperti HP dan internet cepat sekali. Informasi yang mereka dapat juga cepat, mudah, banyak dan beragam. Artinya, seharusnya masyarakat itu memfilter sendiri supaya siswa kita ini tidak ditunjukkan dengan berita-berita yang sifatnya melemahkan karakter.

Insya Allah dengan ketiga pilar ini kita tegakkan bersama-sama, kita akan memiliki anak yang cerdas, mulia, mandiri dan menjadi kebanggaan kita bersama, amiin.