Sekolah Islam Terpadu diharapkan pelopori kemajuan pendidikan
Bogor (ANTARA News) – Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu
(JSIT) Indonesia Sukro Muhab mengharapkan sekolah Islam terpadu dapat
mempelopori kemajuan pendidikan di Tanah Air di tengah sorotan
menurunnya mutu pendidikan yang ada.
“Oleh karena itu, kita selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah melalui berbagai macam kegiatan yang bertujuan
memformat model pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu,” katanya
di Bogor, Jawa Barat, Senin.
“Langkah ini guna memberikan kepercayaan yang tinggi kepada
masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Islam terpadu
(SIT),” tambah pendidik yang juga Direktur Pusat Peragaan Iptek
Kemenristek itu.
Dalam kaitan itu, kata dia, pihakynya pada Minggu (23/) menggelar
lokakarya “Quality Assurance at School” di Hotel Bumi Wiyata, Depok.
Menurut Sukro, kegiatan lokakarya kali ini agak istimewa karena
menghadirkan narasumber dari Association For Academic Quality (AFAQ)
Pakistan.
Narasumber itu adalah Direktur Eksekutif AFAQ Dr Shahid Warsi dan Direktur Total Quality Management AFAQ dr Shafiq, PhD.
AFAQ merupakan organisasi yang telah membina sekolah-sekolah Islam
yang berkembang di berbagai negara seperti Pakistan, Afrika Selatan,
China, India, Inggris dan beberapa negara lainnya.
“Harapan kami dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten ini,
selain mendapatkan materi baru yang berguna bagi pengembangan pendidikan
di Sekolah Islam Terpadu, juga dapat mengkomparasi mutu sekolah-sekolah
di belahan dunia yang lain dengan sekolah di Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut Sukro menjelaskan bahwa mutu pendidikan di Indonesia
semakin mengkhawatirkan. Hal ini, katanya, terlihat dari menurunnya
peringkat Indonesia dalam HDI (Human Development Index) pada tahun 2011
dari peringkat ke 111 dari 182 negara ke peringkat 124 dari 187 negara.
HDI mengukur peringkat suatu negara dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi.
Menurunnya peringkat Indonesia tersebut, khususnya dalam bidang
pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah
Indonesia belum dapat bersaing dalam tataran global.
“Kondisi ini terjadi karena tidak jelasnya arah pendidikan di
Indonesia, kualitas manajemen pendidikan yang rendah dan aspek-aspek
lainnya yang kurang terperhatikan dengan baik,” katanya.
Menurut dia, peningkatan mutu SIT diharapkan dapat mengantarkan siswa
sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi yaitu menjadi
insan yang rajin beribadah, berpola pikir, bersikap dan bertindak sesuai
dengan tujuan penciptaan manusia, yakni “Khalifatul Fil Ardh” (pemimpin
di muka bumi).
Sementara itu, Ketua Panitia Lokakarya Sapto Sugiarto menjelaskan,
kegiatan yang diikuti ratusan peserta itu dilaksanakan secara bertahap.
Tahap pertama yaitu “Training for Trainer” dilaksanakan pada 20-21
September 2012, tahap kedua adalah lokakarya gelombang 1 untuk seluruh
kepala sekolah dan para pengambil keputusan di sekolah, yang
dilaksanakan pada 23-25 September.
Sedangkan gelombang 2 dilaksanakan pada 26-28 September 2012.
Menurut dia, melalui lokakarya itu diharapkan dapat membekali para
pimpinan lembaga pendidikan agar dapat mengembangkan organisasi/sekolah
menuju sekolah Islam modern.
Di samping itu, memposisikan lembaga pendidikan agar mampu bersaing
secara global, dan menyesuaikan kualitas layanan lembaga dengan tuntutan
konsumen/ pelanggan.
Ia menambahkan, Wali Kota Depok Nur Mahmudi yang membuka kegiatan itu
berharap upaya JSIT meningkatkan kualitas pendidikan di semua jenjang
lembaga pendidikan dasar dan menengah tersebut tidak hanya dilakukan
kepada 1.442 sekolah Islam yang ada dalam jaringan JSIT.
“Namun juga penting untuk menularkan kepada sekolah-sekolah lain agar ada pemerataan kualitas pendidikan,” katanya.
Nur Mahmudi berharap kalau untuk meningkatkan kualitas hendaknya
tidak hanya sekolah-sekolah yang ada dalam jaringan JSIT, tapi juga
kepada sekolah-sekolah lain yang memiliki minat dan kepedulian yang sama
sehingga kualitas pendidikan juga tumbuh dan meningkat di semua sekolah
yang ada. (A035)