Rabu, 26 Februari 2014

Tiga Pilar Pendidikan Karakter Anak

Oleh: Sutrimo, S.Pd.

Pendidikan karakter akhir-akhir ini menjadi pembicaraan utama didunia pendidikan. Padahal ketika kita melihat kebelakang, ternyata pendidikan karakter sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW. Kita lihat karakter atau akhlaq beliau diakui oleh mata dunia, hingga detik ini kita bisa merasakan karakter yang beliau contohkan. Yayasan Izzatul Islam Getasan sebagai lembaga pendidikan islam sudah mempersiapkan pendidikan karakter sejak awal, bahkan sekarang dipertajam melalui Kurikulum 2013.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan dalam hidupnya.
Seorang siswa, jika ingin mendapatkan pendidikan yang layak, tentunya harus didukung oleh tiga pilar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga pilar ini harusnya memiliki kekuatan yang baik sehingga siswa tidak mengalami goncangan hebat dalam perjalanannya menuntut ilmu. Kalaupun nantinya siswa mendapat goncangan, maka tidak akan menjadi masalah yang berat, karena masing-masing pilar berusaha untuk membantu siswa menghadapi goncangan tersebut.
Pilar pertama Keluarga. Secara umum orangtua pasti sudah menanamkan karakter anak yang baik sejak kecil. Baik dalam artian memiliki sikap yang baik, mampu mengambil keputusan dengan langkah-langkah yang baik, kuat dalam berfikir, memiliki tujuan hidup yang jelas dan mampu menjalankan step by stepnya. Nah, kalau orangtuanya bisa membentuk anak seperti ini, enak kan? Si anak sudah disiapkan buat menghadapi tantangan di zamannya besok saat dia dewasa.Kalau sudah begini, maka mau tidak mau, orangtua harus berfikiran terbuka. Terbuka dengan segala informasi lama dan terbaru, terbuka dengan perkembangan zaman, terbuka dengan perubahan sikap anak. Perlu diingat, perilaku atau karakter orangtua akan ditiru oleh anaknya. Seperti pepatah jawa mengatakan “kacang ora ninggal lanjaran”. Maka berhati-hatilah dalam mendidik anak.
Pilar kedua Sekolah. Sekolah sekarang harusnya bukan lagi sekolah yang bisa meluluskan siswanya dengan nilai akademik yang bagus-bagus tapi juga mampu meluluskan siswanya dengan karakter yang baik dan kuat. Artinya, semua orang di dalam lingkup sekolah, harus memberikan contoh atau karakter yang bagus. Kepala sekolah, guru, bagian tata usaha, tukang kebun, bagian kebersihan, sopir, bagian konsumsi, komite sekolah dan lain sebagainya menjadi bagian pembentukan karakter anak.
Pilar ketiga Lingkungan sekitar siswa (masyarakat). Lingkungan ini bukan hanya di sekitar keluarga dan sekitar sekolah saja tetapi lebih luas lagi. Yaitu lingkungan luar yang terjangkau siswa dalam bentuk berita. Baik berita yang biasa dilihat (televisi, koran, atau kejadian langsung) dan berita yang biasa didengar (radio, gosip tetangga, obrolan antar teman). Kok sebegitu luasnya? Ya jelas, perkembangan teknologi seperti HP dan internet cepat sekali. Informasi yang mereka dapat juga cepat, mudah, banyak dan beragam. Artinya, seharusnya masyarakat itu memfilter sendiri supaya siswa kita ini tidak ditunjukkan dengan berita-berita yang sifatnya melemahkan karakter.

Insya Allah dengan ketiga pilar ini kita tegakkan bersama-sama, kita akan memiliki anak yang cerdas, mulia, mandiri dan menjadi kebanggaan kita bersama, amiin.  

0 komentar:

Posting Komentar